Banda Aceh merupakan ibukota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang memiliki berbagai bangunan peninggalan kerajaan Aceh dimasa kejayaannya. Bukan hanya objek wisata sejarah, setelah terjadinya musibah tsunami 26 Desember 2004 lalu, kota Banda Aceh dan sekitarnya banyak dikunjungi para wisatawan yang ingin menyaksikan reruntuhan akibat hantaman ombak tsunami.
Tulisan ini mungkin akan membantu kita untuk
menelusuri berbagai objek wisata yang ada mengingat satu objek dengan
objek lainnya saling berdekatan.
Penulis menjadikan Terminal Keudah sebagai titik awal perjalanan
karena letaknya di pusat kota Banda Aceh agar tidak membingungkan para
wisatawan dan tarif angkutan bisa berubah sesuai ketentuan yang berlaku.
1.Objek Wisata Sejarah
Perjalanan dimulai dari Masjid Raya Baiturrahman yang
terletak di pusat kota untuk memudahkan para wisatawan karena sebagian
besar objek wisata sejarah yang ada di Banda Aceh terdapat di sekitar
Masjid Raya tepatnya Kecamatan Baiturrahman.
1.1 Masjid Raya Baiturrahman
(The Grand Mosque Baiturrahman)

Berada di pusat kota Banda Aceh, bangunan yang memiliki ornamen luar biasa indah ini sudah berdiri megah sejak abad ke XII. Masjid
ini pernah terbakar beberapa kali ketika Belanda menyerang Kutaraja
(Banda Aceh) tepatnya tahun 1883, namun untuk menarik simpati masyarakat
Aceh pemerintah Kolonial Belanda membangunnya kembali. Belum lengkap
rasanya apabila sudah menginjakkan kaki di Banda Aceh namun tidak
berkunjung atau melihat langsung bangunan ini. Saat tsunami, sedikitpun
rusak bangunan aslinya bahkan para warga sekitar masjid raya
menyelamatkan diri dengan berlindung di dalam masjid. Karena letaknya
yang strategis maka untuk mencapai lokasi bangunan tidaklah sulit,
cukup dengan menaiki becak dari terminal angkutan Keudah atau labi-labi
(angkutan umum) yang setiap hari lalu lalang di pusat kota, bahkan bisa
ditempuh dengan berjalan kaki saja.
Trayek Angkutan labi-labi yang melewati kawasan Masjid Raya:
-Terminal Keudah- Keutapang Dua
-Terminal Keudah-Ajun
-Terminal Keudah-Lampeuneurut
-Terminal Keudah-Lhoknga
-Terminal Keudah-Ulee Lheu
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:
Terminal Keudah-Jl.Cut Mutia (depan Polda
NAD)-Jl.Tepi
Kali-Jl.Inpres-Jl.Diponegoro-Jl.Jl.STA.Mahmudsyah-Jl.Muhd.Jam (Depan
Barata).
Tarif angkutan Rp.2000 dan Rp.5000 bila menggunakan becak bermotor.
1.2. Museum Aceh
(Aceh Museum)
Masih di kawasan Baiturrahman, beberapa ratus meter ke depan (dari samping kanan Bharata Dept Store) terdapat musium Aceh yang merupakan bangunan tradisional Aceh pada masa Gubernur Militer Belanda, Van Swart
1914. Di depannya mengalir Sungai Krueng Aceh dan apabila
sungai tersebut memiliki sarana transportasi seperti perahu atau sampan
maka setelah melewati Rumoh Aceh kita bisa menikmati indahnya Meuligo
atau pendopo serta gunongan. Di samping kanan terdapat sebuah jam besar yang dikenal dengan sebutan lonceng Cakra Donya.
Dari sejarah diketahui bahwa lonceng tersebut merupakan hadiah dari
raja Cina, Dinasti Ming yang diantar oleh Laksamana Cheng Ho tepatnya
tahun 1414. Pada lonceng terdapat tulisan “Sing Fang Niat Toeng Juut Kat
Tjo”. Bangunan ini berada tidak jauh dari masjid Raya dan bisa ditempuh dengan jalan kaki
saja atau menaiki becak bermotor.Untuk menuju lokasi bisa juga dengan
menumpangi becak bermotor karena kendaraan umum tidak melintas di jalan
STA.Mahmudsyah.
Namun bisa juga menaiki angkutan umum:
- Jurusan Terminal Keudah-Lambaro
- Terminal Keudah-Seulimum
- Terminal Keudah-Indrapuri
- Termina Keudah-Montasik
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:
Terminal Keudah-Jl.Cut Mutia (depan Polda
NAD)-Jl.Tepi Kali-Jl.Inpres-Jl.Diponegoro-Jl.Jl.STA.Mahmudsyah-JlT.Chik
Di Tiro . Lalu turun setelah jembatan di persimpangan jalan
STA.Mahmudsyah-Jl.T.Chik Di Tiro Tarif angkutan tetap yakni Rp.2000 dan
Rp.7000 bila menggunakan becak mesin.
1.3. Makam Sultan Iskandar
(The Grave of Sultan Iskandar Muda)
Di sebelah musium Aceh terdapat makam Sultan
Iskandarmuda, seorang raja yang kejayaannnya hingga mencapai semenanjung
Malaysia dan sekitarnya. Iskandarmuda merupakan raja yang sangat
berwibawa dan bijaksana bahkan ia mampu menjadikan Aceh sebagai pusat
perdagangan pada masa itu.Terletak di Kelurahan Peuniti, Kecamatan
Baturrahman tepatnya Komplek Baperis. Untuk menjangkau lokasi dapat
melalui Jalan Sultan Mahmudsyah, di depan Pendopo Gubernur. Makam ini
berbatasan dengan Kompleks Makam Kandang Meuh dan Gedung Museum Negeri Aceh di sebelah Utara, gedung
urusan rumah tangga gubernuran di sebelah selatan, Kelurahan Peuniti di
sebelah timur dan asrama TNI AD di sebelah barat. Tidak ada angkutan
umum melintasi jalan tersebut namun bisa dengan menumpangi:
1.4 . Makam Kandang XII
(The Graves Kandang Meuh XII)

Komplek pemakan terdapat di Kelurahan Keraton,
Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh. Ada 12 makam Sultan terdapat di
komplek ini diantaranya:Makam Sultan Ali Mughayatsyah, Sultan Alaidin
Riayatsyah al Qahar dan Sultan Salahuddin Riayatsyah. Komplek pemakaman
terukir baik dan terawat serta terletak di tempat cukup strategis yakni
di Jalan Sultan Alaidin Mansursyah, berjarak 200 meter dari pendopo
Gubernur ke arah barat. Makam dapat dikunjungi setiap hari namun tidak
ada penjaga khusus makam tersebut. Tidak ada angkutan umum melintasi
jalan tersebut namun bisa dengan menumpangi labi-labi:
- Jurusan Terminal Keudah-Lambaro
- Terminal Keudah-Seulimum
- Terminal Keudah-Indrapuri
- Terminal Keudah-Montasik
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:
Terminal Keudah-Jl.Cut Mutia (depan Polda
NAD)-Jl.Tepi Kali-Jl.Inpres-Jl.Diponegoro-Jl.Jl.STA.Mahmudsyah-JlT.Chik
Di Tiro . Lalu turun setelah jembatan di persimpangan jalan
STA.Mahmudsyah-Jl.T.Chik Di Tiro Tarif angkutan tetap yakni Rp.2000 dan
Rp.7000 bila menggunakan becak mesin.
1.5 Komplek Makam Kandang Meuh
(The Kandang Meuh Grave)

Masih di lokasi yang sama, di komplek Baperis dan
Komplek Museum Negeri Aceh terdapat Makam Kadang Meuh.Dua raja Aceh,
yang pertama disebut Kandang Meuh dan satu lagi disebut Komplek Makam
Sultan Ibrahim Mansursyah.Yang dimakamkan di komplek tersebut adalah
Putri Raja anak Raja Bengkulu, Sultan Alaidin Mahmudsyah, Raja
Darussalam, Tuanku Zainal Abidin, dan lain-lain.Sedang di komplek Makam
Sutan Ibrahim Mansur syah dimakamkan antara lain:Pocut Rumoh Geudong
(istri Sultan Ibrahim Mansur), Pocut Sri Banun (anak Sultan Ibrahim
Mansur), Sultan Muhammadsyah (anak sultan Mahmud syah), Sultan Husein al
Johar al alam syah (anak sultan Mahmud syah), Putro Binen (Kakak sultan
Ibrahim Mansur syah, dll.Tidak ada angkutan umum melintasi jalan
tersebut namun bisa dengan menumpangi labi-labi:
- Jurusan Terminal Keudah-Lambaro
- Terminal Keudah-Seulimum
- Terminal Keudah-Indrapuri
- Terminal Keudah-Montasik
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:Terminal
Keudah-Jl.Cut Mutia (depan Polda NAD)-Jl.Tepi
Kali-Jl.Inpres-Jl.Diponegoro-Jl.Jl.STA.Mahmudsyah-JlT.Chik Di Tiro .
Lalu turun setelah jembatan di persimpangan jalan
STA.Mahmudsyah-Jl.T.Chik Di Tiro
Tarif angkutan tetap yakni Rp.2000 dan Rp.7000 bila menggunakan becak mesin
1.6. Pendopo Gubernur
(The Govermor Hall)
Di luar Komplek Baperis (bersisian ) terdapat
bangunan tempat kediaman Gubernur yang merupakan jejak peninggalan
kolonialisme di Banda Aceh. Letaknya di ujung Jalan STA Mahmudsyah dan
bangunan memiliki nilai historis-arkeologis yang cukup tinggi dan layak
dijadikan sebagai bangunan cagar budaya. Sungai kecil yang bermuara di
Krueng Aceh dahulu dimanfaatkan oleh sekoci-sekoci kapal perang Belanda
untuk menghubungkan tempat pendaratan di pelabuhan Ulee Lheu dengan
kediaman Komandan Militer dan Sipil Belanda.Tahun 1987 gedung tersebut
diganti dengan sebutan Meuligo (Mahligai Aceh).Hanya orang tertentu saja
yang bisa masuk ke halaman Pendopo dan itu pu apabila ada acara
gubernuran.Meski tsunami menghantam hampir seluruh kawasan kota, namun
bangunan tidak mengalami kerusakan sama sekali bahkan tidak tersentuh
air.Tidak ada angkutan umum melintasi jalan tersebut namun bisa dengan
menumpangi labi-labi:
- Jurusan Terminal Keudah-Lambaro
- Terminal Keudah-Seulimum
- Terminal Keudah-Indrapuri
- Terminal Keudah-Montasik
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:
Terminal Keudah-Jl.Cut Mutia (depan Polda
NAD)-Jl.Tepi Kali-Jl.Inpres-Jl.Diponegoro-Jl.Jl.STA.Mahmudsyah-JlT.Chik
Di Tiro . Lalu turun setelah jembatan di persimpangan jalan
STA.Mahmudsyah-Jl.T.Chik Di Tiro
Tarif angkutan tetap yakni Rp.2000 dan Rp.7000 bila menggunakan becak mesin.
1.7. Gunongan
(Gunongan Princess Playground))
Bila masih ingin menikmati beberapa bangunan bersejarah,
melalui samping kiri pendopo perjalanan dilanjutkan ke arah Neusu Jaya
yang merupakan Komplek Militer Iskandarmuda. Dari kejauhan nampak
Gunongan, Disebut gunongan karena bentuknya persis gunung buatan.Sultan
Iskandar Muda 1608-1636) sengaja membangun tempat bermain tersebut untuk
sang pemaisuri yang disuntingnya dari negeri Pahang Malaysia. Gunongan
merupakan wujud kecintaan sang Raja kepada ”Putro Phang” yang jauh dari keluarga.
Trayek Angkutan labi-labi untuk mencapai lokasi:
-Terminal Keudah- Keutapang Dua
-Terminal Keudah-Ajun
-Terminal Keudah-Lampeuneurut
-Terminal Keudah-Lhoknga
-Terminal Keudah-Ulee Lheu
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:Terminal
Keudah-Jl.Cut Mutia (depan Polda NAD)-Jl.Tepi
Kali-Jl.Inpres-Jl.Diponegoro-Jl.Jl.STA.Mahmudsyah-Jl.Muhd.Jam (Depan
Barata)- Jl.Abu Lam U- Jl.T.Umar.
Tarif angkutan Rp.2000 dan Rp.10.000 bila menggunakan becak bermotor.
1.8 Taman Budaya
Bersebelahan dengan gunongan tepatnya di Jalan Teuku
Umar, sebuah gedung budaya atau lebih dikenal dengan sebutan Taman
Budaya berdiri megah. Di sini tempat berlangsungnya pagelaran seni dan
tempat berkumpulnya seniman-seniman Aceh. Bisa dijangkau dengan berjalan
kaki dari gunongan atau dari Terminal Keudah menaiki labi-labi.
Trayek Angkutan labi-labi untuk mencapai lokasi:
-Terminal Keudah- Keutapang Dua
-Terminal Keudah-Ajun
-Terminal Keudah-Lampeuneurut
-Terminal Keudah-Lhoknga
-Terminal Keudah-Ulee Lheu
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:Terminal
Keudah-Jl.Cut Mutia (depan Polda NAD)-Jl.Tepi
Kali-Jl.Inpres-Jl.Diponegoro-Jl.Jl.STA.Mahmudsyah-Jl.Muhd.Jam (Depan
Barata)- Jl.Abu Lam U- Jl.T.Umar. Tarif angkutan Rp.2000 dan Rp.10.000
bila menggunakan becak bermotor.
1.8. Kerhoff
(Dutch Graves)

Merupakan areal pekuburan tempat peristirahatan
terakhir para serdadu Belanda saat peperangan melawan Kerajaan Aceh
Darussalam yang disebut Kerkhoff. Ada lebih kurang 2.200 orang serdadu
termasuk Jendral Kohler yang tewas diterjang peluru
pejuang Aceh di depan Masjid Raya dan keseluruhannya dikuburkan di
tempat tersebut. Saat tsunami, komplek pekuburan dipenuhi mayat dan
sampah yang memakan waktu yang cukup lama untuk membersihkannya. Letaknya tidak jauh dari Simpang Jam menuju Ulee Lheue dan pintu utama terletak di depan Blang Padang.
Trayek angkutan yang melewati lokasi:
-Terminal Keudah- Ulee Lhue
Tarif angkutan hanya 2000 rupiah dan 10.000 rupiah menggunakan becak bermotor
1.9.Perpustakaan Ali Hasjmi
(Ali Hasjmi Libary)
Agar tidak bolak-balik yang memakan
waktu dan biaya juga tenaga yang banyak, masih ada satu tempat lagi
yang menarik untuk dikunjungi yakni sebuah taman baca yang terletak di
Jalan Sudirman Banda Aceh. Bangunan ini merupakan tempat tinggal seorang
ulama, Budayawan Aceh dan Politikus yang cukup terkenal .Prof.DR.Ali
Hasjmi wafat pada 18 Januari 1998 di Rumah sakit Umum dr Zainoel
Abidin, Banda Aceh. karena serangan jantung.
Yayasan Pendidikan Ali Hsjmi
diresmikan oleh Prof.DR.Emil Salim, Menteri Negara Urusan Kependudukan
dan Lingkungan Hidup saat itu.
Ali Hasjmy mewakafkan bangunan berupa rumah, dan
seluruh buku, baskah-naskah, album photo sejarah di atas tanah seluas
3000m2 kepada Yayasan.
Tidak heran bila kita memasuki ruangan, di dalamnya terdapat berbagai macam koleksi photo kegiatan almarhum Ali Hasjmi, naskah kuno, piagam, dan plakat. Selain itu terdapat koleksi benda-benda antik seperti guci.Ali Hasjmi sangat produktif menulis dan ada 50 buah buku karyanya. Diantara beberapa ruang baca yang paling menarik adalah Ruang Khazanah Dunia Melayu Raya yang berkoleksi buku-buku rumpun Melayu Asia Tenggara.
Tidak heran bila kita memasuki ruangan, di dalamnya terdapat berbagai macam koleksi photo kegiatan almarhum Ali Hasjmi, naskah kuno, piagam, dan plakat. Selain itu terdapat koleksi benda-benda antik seperti guci.Ali Hasjmi sangat produktif menulis dan ada 50 buah buku karyanya. Diantara beberapa ruang baca yang paling menarik adalah Ruang Khazanah Dunia Melayu Raya yang berkoleksi buku-buku rumpun Melayu Asia Tenggara.
Trayek Angkutan labi-labi untuk mencapai lokasi:
-Terminal Keudah- Keutapang Dua
-Terminal Keudah- Mata Ie
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:Terminal
Keudah-Jl.Cut Mutia (depan Polda NAD)-Jl.Tepi
Kali-Jl.Inpres-Jl.Diponegoro-Jl.Jl.STA.Mahmudsyah-Jl.Muhd.Jam (Depan
Barata)- Jl.Abu Lam U- Jl.T.Umar- Simpang Tiga- Jalan Sudirman.
Tarif angkutan Rp.2000
1.10. Taman Sari
(Playground Taman Sari)
Di Pinto Khop yang berada tidak jauh dari gunongan
terdapat taman bermain anak-anak sehingga tempat ini ramai dikunjungi
terutama pada sore hari atau hari libur. Letaknya memanjang di sebelah
selatan Masjid Baiturahman dulu di taman ini berdiri Hotel Aceh tempat
Bung Karno bertemu dengan tokoh-tokoh pengusaha Aceh. Namun Hotel
bersejarah ini sudah tidak ada.
Trayek angkutan yang melintasi lokasi:
-Terminal Keudah- Mata Ie
-Termina; Keudah-Lhoknga
-Terminal Keudah-Ajun
-Terminal Keudah Ule Lheue turun di depan Kantor Walikota
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:Terminal
Keudah-Jl.Cut Mutia (depan Polda NAD)-Jl.Tepi
Kali-Jl.Inpres-Jl.Diponegoro-Jl.Jl.STA.Mahmudsyah-Jl.Muhd.Jam (Depan
Barata)- Jl.Abu Lam U.Turun di depan kntor Walikota Tarif angkutan
Rp.2000 dan becak bermotor Rp.5000
1.11. Tugu Kemerdekaan
(Liberty National Monument)
Masih di Komplek Taman Sari berdiri Tugu Kemerdakaan
yang memiliki sejarah tersendiri. Pada perayaan HUT Kemerdekaan RI
tempat ini digunakan untuk mengadakan berbagai acara perlombaan seperti
panjat pinang, dan sebagainya.
Trayek angkutan yang melintasi lokasi:
-Terminal Keudah- Mata Ie
Terminal Keudah-Lhoknga
-Terminal Keudah-Ajun
-Terminal Keudah Ule Lheue
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:Terminal
Keudah-Jl.Cut Mutia (depan Polda NAD)-Jl.Tepi
Kali-Jl.Inpres-Jl.Diponegoro-Jl.Jl.STA.Mahmudsyah-Jl.Muhd.Jam (Depan
Barata)- Jl.Abu Lam U.Turun di depan Kantor Walikota. Tarif angkutan
Rp.2000 dan becak bermotor Rp.5000
1.12. Monumen RI 001
(The Monument RI Seulawah)
Rakyat Aceh
memiliki andil yang cukup besar dalam dunia penerbangan kita. Di saat
seluruh wilayah RI dikuasai Belanda, Aceh yag tidak tertaklukkan menjadi
modal bagi perjuangan RI. Rasa sosial masyarakat Aceh yang cukup
tinggi mereka menyumbangkan harta benda termasuk emas untuk membeli
dua buah pesawat yang diprakarsai masyarakat dan Soekarno dalam
pertemuan di Hotel Atjeh seharga $ 120.000 atau 25 kg emas.Replika DC3
Seulawah Agam kini dapat dilihat di Blang Padang, Banda Aceh.Tidak jauh
dari monumen RI terdapat lokasi terdamparnya kapal milik PLTD Apung. Trayek angkutan yang melewati lokasi:
-Terminal Keudah- Ulee Lhue
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:
Terminal Keudah-Jl.Cut Mutia (depan Polda
NAD)-Jl.Tepi
Kali-Jl.Inpres-Jl.Diponegoro-Jl.Jl.STA.Mahmudsyah-Jl.Muhd.Jam (Depan
Barata)- Jl.Abu Lam U- Jl.ST.Iskandarmuda.
Tarif angkutan hanya 2000 rupiah dan 10.000 rupiah menggunakan becak bermotor.
1.13 Makam Syiah Kuala
(Syiah Kuala Grave)
Setelah
seharian penuh melakukan perjalanan menikmati berbagai objek bersejarah
di sekitar Masjid Raya, keesokan harinya perjalanan dilanjutkan ke objek
wisata yang lokasinya agak jauh dari kota Banda AcehDi Desa Deah Raya,
Kecamatan Syiah Kuala terdapat makam seorang ulama besar Kerajaan Aceh
Darussalam yang hidup di abad 16 Masehi. Syech Abdurrauf bin Ali Al Jawi
Al Fansuri Al Singkili yang diberi gelar kehormatan Teungku Syiah
Kuala.Beliau hidup pada masa kejayaan Sultanah Ratu Safiatuddinsyah dan
makamnya banyak diziarahi terutama oleh umat Islam dari berbagai
penjuru tanah air maupun negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan
beberapa negara Islam lainnya.Saat tsunami, objek wisata tersebut banyak
mengalami kehancuran dan kini telah dilakukan perbaikan.Memang
lokasinya jauh dari pusat kota sekitar 5 km dan apabila ingin berkunjung
ke Makam tersebut harus menggunakan kendaraan pribadi atau carteran
karena tidak ada angkutan umum yang melintas di sana.
1.14. Kopelma Darussalam
(Syiah Kuala University Monument)
Dari
Makam Syiah Kuala perjalanan beralih ke Kopelma Darussalam sebagai pusat
pendidikan di Aceh khusunya Banda Aceh. Konon beberapa waktu lalu,
Darussalam adalah pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan di nusantara dan
wilayah Asia tepatnya saat kerajaan dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda.
Menururt sejarah, Kopelma (Komplek Pelajar dan Mahasiswa) dimulai
dengan terbentuknya sebuah badan atau yayasan bernama Yayasan Dana
Kesejahteraan (YDKA) tanggal 21 April 1958. Kopelma diresmikan oleh
Menteri agama RI K.H Moh Ilyas tanggal 17 agustus 1958 dan dilakukan
pula peletakan batu pertama pembangunan Unsyiah. Setahun kemudian
Kopelma Darussalam diresmikan oleh Soekarno dengan pembukaan Fakulas
Ekonomi sebagai embrio Unsyiah. Presiden RI menoreh perbuatan bermakna
pada tugu tersebut:Tekad bulat melahirkan perbuatan yang nyata, Darussalam menuju kepada pelaksanaan cita-cita. Selain Universitas Syiah Kuala, di Komplek tersebut terdapat pula IAIN Ar Raniry sebuah perguruan tinggi islam ternama.
Trayek angkutan yang melintasi lokasi:
-Terminal Keudah- Darussalam
-Terminal Keudah-Tungkop
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:Terminal
Keudah-Jl.. Cut Mutia-Jl.R.Supratman-Jl.T.Panglima Polem-Jl.T.Daud
Beureueh-Jl.T.Nyak Arief. Tarif angkutan hanya 2000 rupiah.
1.15 .Makam Tgk. Turki
(Tgk.Turkey Grave’s and Mosque)
Komplek makam
kuno peninggalan Turki terletak berbarengan dengan Masjid Turki yang
terletak di Desa Bitai, Kecamatan Jaya Baru.Luas areal 500 m2 dan
berada di tengah-tengah perkampungan penduduk. Di sekitar makam itu
terdapat mesjid kuno yang bangunannya mirip seperti bangunan Turki
dengan status tanah wakaf.Pada masa dulu, Bitai merupakan perkampungan
yang ditempati para ulama Islam dari Pasai Pidie dan Ulama itu berasal
dari Negara Baitul Muhadis dan Turki.Pada saat wafatnya Raja Salahuddin,
orang Turki memberikan wasiat bahwa pada saat meninggal dunia mereka
minta dimakamkan saling berdekatan yaitu di Komplek Situs Makam Tuanku
Di Bitai.
Sebagai wilayah terparah dilanda tsunami, korban yang hilang tidaklah sedikit namun atas bantuan Turki melalui
palang merah dan bulan sabit merah telah dibangun perumahan perrmanen
type-45 untuk korban tsunami di Desa Bitai dan sekiarnya. Memasuki Desa
Bitai kita bisa menyaksikan rumah-rumah bantuan bulan sabit merah Turki
yang begitu unik dan khas. Juga dilakukan rehab rekon terhadap makam dan masjid Turki dengan gaya bangunan yang mewah dan indah.
Bila ingin mencapai lokasi harus
menggunakan mobil carteran karena letak lokasi jauh dari jalan raya
namun kondisi jalan sudah baik.
2.Objek Wisata Baru
(New object after tsunami)
Musibah yang terjadi di kota Banda Aceh hanya dapat
di kenang lewat sejarah karena beberapa hari setelah tsunami baik
pemerintah dan berbagai NGO dalam dan luarnegeri terus melakukan
perbaikan struktur dan infrastruktur yang porak-poranda. Boleh
dikatakan, saat ini keadaan di Banda Aceh sudah mulai normal dan
aktifitas berjalan seperti sedia kala. Namun ada beberapa jejak yang
tertinggal dari kedahsyatan gelombang tsunami yang bisa dijadikan
sebagai objek wisata tsunami.
2.1. PLTD Apung
(Floating Power Plant)

Kapal yang semula didatangkan dari Kalimantan untuk
mengisi pasokan listrik itu di tempatkan di pelabuhan Ulee Lheu. Namun
terjangan tsunami yang sangat hebat, kapal yang berbobot 3600 ton ikut
terseret ke daratan sejauh 4-5 km tepatnya di
desa Punge Blang Cut Kecamatan Jaya Baru. Sangatlah mustahil kapal
seberat itu bisa bergerak melewati rumah penduduk namun kenyataan
seperti itulah yang terjadi. Untuk menariknya kembali ke posisi semula
adalah hal yang tidak mungkin dilakukan apalagi di sekitar lokasi sudah
berdiri kembali rumah-rumah penduduk.Meski masih ada keberatan penduduk
karena tapak rumah mereka tertindih oleh kapal tersebut, namun lokasi
paling ramai dikunjungi wisatawan baik lokal, nusantara maupun
mancanegara. Terletak di perkampungan penduduk dan untukmencapai lokasi
bisa dengan menggunakan labi-labi jurusan Uleee Lheue turun di simpang
Punge Blang Cut ata agar lebih mudah menaiki Becak bermotor dengan tarif
Rp.25. 000 dari terminal Keudah.
2.2. .Kuburan Massal
(Massive cemetry for tsunami sacrifice)
Kuburan massal yang terletak di Lambaro dan Ulee Lheu
merupakan saksi sejarah begitu banyaknya warga yang menjadi korban
sehingga mereka diberikan tempat peristirahatan secara massal. Keluarga
yang tidak menemui mayat sanak saudaranya hanya bisa mendatangi kuburan
massal untuk mendoakan mereka di alam sana.
Trayek angkutan yang melewati lokasi:
-Terminal Keudah- Ulee Lhue
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:Terminal
Keudah-Jl.Cut Mutia (depan Polda NAD)-Jl.Tepi
Kali-Jl.Inpres-Jl.Diponegoro-Jl.Jl.STA.Mahmudsyah-Jl.Muhd.Jam (Depan
Barata)- Jl.Abu Lam U- Jl.ST.Iskandarmuda.
Tarif angkutan hanya 5000 rupiah dan 25.000 rupiah menggunakan becak bermotor.
2.3. Masjid Baiturrahim
(The local Mosque Baiturrahim)
Letaknya tepat di bibir pantai Ulee Lhueue namun sebuah keajaiban yang sulit diterima akal sehat manusia terjadi saat tsunami. Dengan kuasa Allah Masjid Baiturrahim yang jaraknya hanya 50 meter dari laut masih tetap berdiri.
Trayek angkutan yang melewati lokasi:
-Terminal Keudah- Ulee Lhue menuju pelabuhan
Rute yang dilalui angkutan labi-labi:Terminal
Keudah-Jl.Cut Mutia (depan Polda NAD)-Jl.Tepi
Kali-Jl.Inpres-Jl.Diponegoro-Jl.Jl.STA.Mahmudsyah-Jl.Muhd.Jam (Depan
Barata)- Jl.Abu Lam U- Jl.ST.Iskandarmuda. Tarif angkutan hanya 5000
rupiah dan 25.000 rupiah menggunakan becak bermotor.
2.4. Daerah Tsunami
(Tsunami Disaster Area)

Kehancuran yang mencapai 75% dari luas daerah yang
ada merupakan sebuah objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi
selain kehidupan masyarakat Aceh yang Islami yang dikaitkan dengan
ketabahan mereka dalam menghadapi musibah. Boleh dikatakan, Banda Aceh
merupakan daerah wisata tsunami dan setiap wisatawan yang datang akan
mengunjungi seluruh kota untuk menyaksikan kawasan yang pernah hancur
akibat tsunami disamping wisata sejarah.
3.Wisata Kuliner
3.1 Kopi Ulee Kareng
(The Famous Coffee Ulee Kareeng)

Ada beberapa keunikan yang terlihat apabila kita
menginjakkan kaki di kota Banda Aceh. Di sana-sini banyak warung kopi
yang tidak pernah sepi dari pengunjung diantaranya di sekitar Jalan
T.Iskandar Ulee Kareng, Reks Peunayong dan Pasar Aceh (masih di kawasan
Masjid Raya) bahkan di seluruh kota Banda Aceh. Mengunjungi warung kopi
sudah mengakar dalam diri masyarakat Aceh walau di saat konflik sekali
pun warung kopi menjadi salah satu alternatif untuk menghilangkan rasa
cemas dan takut.
Dikala aman warung kopi juga bermanfaat untuk tempat
membicarakan masalah bisnis, politik dan bertukar inspirasi. Bahkan
setelah tsunami, warung kopi pulalah yang menjadi tempat menghilangkan
rasa lelah para relawan yang datang dalam rangka rehab rekon kota Banda
Aceh.Hampir di sepanjang jalan Ulee Kareng terdapat warung kopi dan
untuk menjangkau lokasi cukup dengan menaiki angkutan umum dari terminal
Keudah jurusan Ulee Kareng dengan membayar ongkos 2000 rupiah.
Bukan hanya di tempat asalnya, kopi Ulee kareng yang
sudah sangat terkenal ini juga bisa dinikmati di beberapa warung kopi
yang ada di pusat kota yang bisa ditempuh dengan jalan kaki saja.Warung
kopi biasanya ramai pada pagi hari, dan semakin ramai menjelang sore
dan malam hari. Pengunjung tidak hanya datang untuk menikmati cita rasa
kopi tapi terkadang mereka sengaja datang untuk menemui rekan dan
bahkan pada malam hari banyak kaum adam yang lebih memilih nonton siaran
langsung sepak bola dengan menggunakan layar lebar yang banyak
terpasang di setiap warung hingga dini hari.
3.2 Reks Peunayong
(Snack Area in Banda Aceh)

Letaknya persis di kota Peunayong, dan kawasan ini lebih dikenal sebagai pusat jajanan malam dimana di sekitarnya terdapat beberapa penginapan seperti Hotel Medan, Hotel Parapat, Hotel Cakradonya, Hotel Sultan. Kawasan Reks bak sebuah magnit yang mampu menarik animo setiap orang untuk menghabiskan waktu di sana.
Semakin malam, para pengunjung kian ramai dan untuk
lebih menghidupkan suasana, beberapa waktu lalu, Pemko Banda Aceh
berniat membangun sebuah pentas di pojok area untuk para insan seni
mengingat kawasan tersebut dikelola oleh para seniman dan budayawan Aceh
seperti Hasbi Burman (Presiden Reks), Udin Pelor, dll.Tidaklah sulit
untuk mencari dimana letak kawasan karena angkutan umum jurusan
Darussalam, Ulee Kareng setiap saat melintas di tempat itu dengan
ongkos angkutan rata-rata 2000 rupiah.
3.3 Souvenir dan Makanan Khas
(souvenir and traditional meal in aceh)
Sejak kurun waktu yang cukup lama kota Banda Aceh dikenal
hasil kerajinannya seperti mainan kalung Pinto Aceh, Rencong, tas motif
Aceh dan makanan khas yaitu dendeng Aceh yang dapat dibeli di
toko-toko yang ada di Peunayong, Simpang Surabaya dan Pasar Aceh.
Sebelum tsunami, semua jenis souvenir tersebut dapat di beli di
Pasar Aceh sebagai pusat perbelanjaan tradisional namun saat ini para
penjual belum memiliki satu tempat khusus namun demikian toko souvenir
terdapat dimana-mana seperti Peunayong, Neusu Jaya dan Pasar Aceh
sendiri. Untuk kawasan Peunayong bisa dijangkau dengan menaiki angkutan
umum labi-labi trayek Darussalam dan Ulee Kareng (2000 rupiah), sedang
kawasan Neusu Jaya menggunakan angkutan umum trayek Lampeunurut (2000
rupiah). (*)
http://sumarnidahlan.wordpress.com
http://sumarnidahlan.wordpress.com